Syiah Houthi pada hari Minggu (5/4/2015) menculik pemimpin partai Islah yang merupakan sayap Ikhwanul Muslimin dari kediamannya di ibukota Yaman, Sanaa.
Kelompok-kelompok telah menculikl Muhammad Al Qahtan, anggota terkemuka Partai Islah, untuk lokasi yang tidak diketahui setelah menyerbu rumahnya pada Minggu, menurut kerabat yang berbicara dengan syarat anonim.
Syiah Houthi telah menempatkan Al Qahtan, yang mewakili partainya dalam pembicaraan yang disponsori PBB antara faksi yang bertikai, di bawah tahanan rumah dalam beberapa hari terakhir.
Pada hari Sabtu, Partai Islah mengatakan bahwa Houthi telah menculik tiga anggota partai terkemuka lainnya serta 15 anggota junior dan aktivis dari berbagai belahan Sanaa. Ia menambahkan di situsnya bahwa Houthi menyerang dan menjarah kantor di Sanaa.
Partai Islah Siap Berunding dengan Syiah Houthi
Partai Islah Yaman membuat sebuah kejutan dalam konflik politik yang sedang terjadi saat ini. Melalui penanggung jawab medianya, Ali Al-Jradee, Partai Islah menyatakan kesiapan pihaknya untuk duduk berunding dengan Syiah Houthi.
Namun syarat yang diberikan mungkin tidak akan bisa terpenuhi, yaitu Syiah Houthi harus menarik seluruh pasukannya dari kota-kota dan provinsi yang saat ini didudukinya. Demikian diberitakan Yemen Voice, Selasa (7/4/2015) hari ini.
“Langkah pertama yang harus dilakukan adalah seluruh milisi Syiah Houthi harus ditarik dari seluruh kota dan provinsi yang didudukinya. Jika ini dilakukan, berarti Syiah Houthi serius ingin duduk berunding,” demikian ungkap Al-Jradee.
Dalam konflik saat ini, Partai Islah, yang merupakan sayap politik Ikhwanul Muslimin di Yaman, memang cukup diperhitungkan. Saudi berharap Partai Islah akan mendukung operasi ‘Badai Penghancur’ dengan menjadi pasukan darat melawan Syiah Houthi. Namun demikian, Al-Jradee mengatakan, “Partai Islah tidaklah memiliki senjata seperti yang dimiliki Syiah Houthi. Kami adalah partai politik yang merupakan bagian dari bangsa Yaman. Sendainya saja kami memiliki persenjataan sepeti Syah Houthi, tentu kami akan bisa berbuat banyak saat para pemimpin kami ditangkap, rumah, kantor dan mesjid kami dihancurkan.” (fimadani/dakwatuna)
sumber : http://ift.tt/1Peo7V8
No comments:
Post a Comment