Sunday, August 23, 2015

Irwan Prayitno: Antar Anak Sekolah, Bantu Istri di Rumah


Pagi baru menyingsing. Sesosok laki-laki sudah bersiap-siap di belakang stir yang parkir di teras rumah. Ia sedang menunggu dua perempuan belia. Setelah yang ditunggu duduk manis, mobil melaju dengan kecepatan sedang. Dari sebuah rumah di Lubuk Kilangan, Padang, mobil itu menuju pusat kota. Perjalanan laki-laki itu berhenti di sebuah sekolah negeri.

Dua hari lalu, ia masih Gubernur Sumatera Barat. Selasa pagi (18/8), Irwan Prayitno seperti warga biasa lainnya. Sebagai seorang ayah, itulah pekerjaannya pagi itu. Irwan mengantar sendiri putrinya ke sekolah. “Setelah kesibukan sebagai gubernur berakhir, saya akan kembali melakukan itu,” ujar Irwan  suatu kesempatan ketika masih menjadi Gubernur Sumbar bercerita tentang kecintaannya kepada keluarga.

Kesibukkan yang sangat padat memaksa Irwan menyerahkan urusan anak-anak kepada sang istri, Nevi Zuairina. Dengan 10 orang anak, tentu bukan pekerjaan yang gampang. Tapi syukurnya, anak-anak Irwan sekarang sudah besar-besar. Di antaranya sudah berkeluarga. Dari pernikahan anak-anaknya itu, ia dikaruniai tiga cucu. Anak-anaknya itu sudah jadi orang berhasil, memiliki penghidupan yang mapan dari kerja kerasnya sendiri.

Keberhasilan anak-anak Irwan terlihat dari pencapaian pendidikan mereka. Semua anak-anaknya yang sudah dewasa, kuliah di universitas negeri ternama di Indonesia. Ada juga yang menamatkan sarjana di luar negeri dan mendapatkan pekerjaan yang baik di Jakarta. Enam anak Irwan kini berada di ibukota, empat lainnya di Padang. Keberhasilan anak-anaknya itu tak terlepas dari komitmen Irwan yang kuat sebagai kepala keluarga. Di tengah kesibukkannya, mengurus anak-anak tetap menjadi yang utama.

Irwan biasa mengantar anak-anak ke sekolah. Bahkan, untuk urusan menjemput rapor, ia sendiri yang melakukan. Bagi Irwan, kesempatan itu digunakan untuk lebih mengetahui bagaimana perkembangan anak-anaknya di sekolah. “Saya selalu bertanya kepada guru anak-anak di sekolah, bagaimana perkembangan pendidikan mereka. Sesibuk apa pun, saya selalu berkomunikasi dengan anak-anak, menanyakan kabar mereka, apakah sudah shalat dan sebagainya,” terang Irwan.

Ketika menjadi gubernur, Irwan tak punya banyak waktu untuk mengantar anak-anak ke sekolah. Paling, yang bisa dilakukan adalah melepas anak-anak di rumah untuk berangkat ke sekolah sendiri. Irwan memang sejak dini mengajarkan kemandirian kepada anak-anaknya.

Kebiasaan mengantar anak ke sekolah bukan untuk memanjakan, tapi itulah caranya agar bisa lebih dekat dan berkomunikasi dengan anak. Sambil berada di dalam mobil, anak-anak terasa semakin dekat. Dengan demikian, Irwan bisa leluasa menyelami isi hati anak-anaknya. “Kadang, kalau di telpon, anak-anak itu tak tahu mesti ngomong apa. Tapi, kalau sedang bersama-sama, mereka akan cerita apa saja. Dari sana, saya jadi tahu bagaimana kondisi anak-anak,” ungkap Irwan yang memang seorang pendidik ini.

Kini, Irwan bisa kembali mengantar anak-anak sekolah. Untuk urusan itu, ia tak menyuruh sopir. Irwan sendiri yang menyetir mobil. Ketika bertemu dengan para orang tua lainnya yang mengantar anaknya ke sekolah, Irwan mengaku tak ada rasa yang berbeda ketika ia tak lagi menjadi Gubernur Sumbar. Sebagian orang masih menyapanya sebagai Pak Gubernur. Seperti ketika sedang mengantar sang putri ke sekolah, di jalan yang macet memasuki gerbang SMAN 1 Padang, Irwan diteriaki oleh para orang tua siswa. “Saya diteriaki Pak Gub, Pak Gub! Eh, ternyata satpam sekolah juga mengenal saya…” ujar Irwan menceritakan kejadian unik yang dialaminya.

Sehari setelah tak lagi menjadi gubernur, aktivitas Irwan sebenarnya tak banyak berkurang. Misalnya kemarin, pas Hari Kemerdekaan, Irwan punya seambrek kegiatan bersama masyarakat. Mulai dari menghadiri perayaan 17 Agustusan bersama warga Padang Timur, Irwan juga menyempatkan diri melayat ke rumah warga yang tertimpa musibah. Sepanjang hari, Irwan juga melayani dialog dan memberikan tausiah di sejumlah stasiun radio, seperti di Radio Pronews dan Arbes FM. Silaturrahim dan bertemu dengan masyarakat juga tetap padat. Bahkan, agendanya tak berhenti hingga malam menjelang. Aktivitas Irwan untuk masyarakat memang tak pernah berhenti.

Walau kegiatannya tetap banyak, tapi sekarang waktu Irwan sedikit lebih longgar. Hal itu dimanfaatkannya untuk keluarga. “Biasa, kalau di rumah, beres-beres bantu istri,” celutuk Irwan.

Pekerjaan rumah tangga tak tabu bagi Irwan. Lihat saja, ketika meninggalkan rumah dinas di gubernuran, Irwan tak sungkan mengepak barang-barang pribadinya. Kardus-kardus di angkat sendiri ke mobil box yang sengaja disewa. Apalagi kalau sedang bersama sang cucu, Irwan tak segan membelikan susu.

Kepada anak-anaknya yang sudah berkeluarga, Irwan tetaplah sebagai ayah yang tak luput perhatiannya. Tapi, perhatian itu sedikit terbagi untuk sang cucu. “Anak-anak sering juga nelpon minta dibelikan susu. Ya, dikasih. Namanya juga untuk cucu,” ujar Irwan tersenyum lebar.

*Harian Singgalang, 19 Agustus 2015




sumber : http://ift.tt/1PtWQwr

No comments:

Post a Comment