Wednesday, August 26, 2015

"Ngapain mikirin kurs, emang di dompet lo isinya dolar?"


Kalimat-kalimat seperti ini:

- Biar rupiah turun jauh, ndak ngaruh ke saya karena makan di warung juga pake rupiah kok, bukan dollar
- Ngapain mikirin kurs, emang di dompet lo isinya dollar?
- Gaya lo, ngisi bensinnya juga pake rupiah, gak usah sok jago ributin dollar
- Beli tempe ama tahu pake rupiah kok, bukan dollar, tenang aja.

Dan kalimat yang serupa lainnya, adalah kalimat-kalimat yang perlu diingatkan baik-baik para penuturnya, bahwa mereka:

- Tidak paham duduk persoalan, atau
- Asal bunyi, atau
- Sedang membodoh-bodohi orang lain.

Selama APBN* Indonesia masih diikat dengan mata uang Dollar, yang dalam hal ini mencantumkan asumsi harga minyak dalam mata uang Dollar, maka: Siapa pun yang hidup di dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia, tanpa terkecuali, biaya hidupnya terpengaruh oleh nilai tukar Rupiah terhadap Dollar.

Sadar atau tidak disadari.

(Canny Watae)

***

*Asumsi Makro APBN-P 2015

Pertumbuhan ekonomi menjadi 5,7 persen, atau 0,1 persen lebih rendah dibandingkan dengan asumsi pertumbuhan ekonomi dalam nota keuangan RAPBN-P 2015 yang sebesar 5,8 persen.

Asumsi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat juga disepakati melemah, yakni menjadi sebesar Rp12.500 per dolar AS. Sebelumnya, dalam nota keuangan RAPBN-P 2015, asumsi nilai tukar tercatat sebesar Rp12.200 per dolar AS.

Asumsi harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) juga mengalami penurunan menjadi 60 dolar AS per barel, dan asumsi lifting minyak diturunkan menjadi 825 ribu barel per hari, dari sebelumnya 849 ribu barel per hari.

Sumber: http://ift.tt/1MVSqkn




sumber : http://ift.tt/1NVqBWh

No comments:

Post a Comment