Thursday, August 27, 2015

Nyinyir Haji Umroh, Ade Armando Lupa 8 Juta Turis Indonesia ke LN Tiap Tahun


Aktivis Islam Liberal dan Dosen Universitas Indonesia (UI) Ade Armando, kembali membuat pernyataan kontroversial. Ade mengusulkan agar negara menyetop penyelenggaraan haji dan umroh karena kegiatan sakral umat Islam itu dinilai pemborosan.

"Apa tidak sebaiknya kita stop naik haji dan umroh, dan uangnya kita gunakan untuk membangun kesejahteraan rakyat?" cuit Ade Armando yang disampaikan di akun twitternya, 25 Agustus 2015.

Lebih lanjut di situs miliknya, Madinaonline (25/8/2015), mantan anggota Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) ini menulis editorial dengan judul "Meninjau Kembali Hukum Wajib Haji Saat Ini".

Lewat tulisannya ini Ade menjelaskan panjang lebar tentang gagasannya, lengkap dengan ilustrasi nominal ongkos haji serta membludaknya umat Islam yang ingin melaksanakan ibadah haji dan umroh.

Kata dia, praktik haji dan umrah di Indonesia terkesan menghambur-hamurkan dana yang sebenarnya bisa digunakan untuk kepentingan membangun kesejahteraan masyarakat.

"Kita gunakan saja sebuah kalkulasi minimalis. Untuk naik haji, uang minimal yang harus dikeluarkan seorang calon haji adalah sekitar Rp40 juta rupiah. Ini dengan perhitungan ongkos naik haji pada 2015 adalah Rp36 juta. Jumlah jamaah haji Indonesia tahun 2015 adalah 168 ribu orang. Dengan demikian, dana total yang dikeluarkan untuk ibadah haji pada 2015 adalah Rp 6,720 triliun. Itu dengan tidak memperhitungkan ONH plus," kata Ade.

Ditambah umrah, Ade melanjutkan, biaya minimal per orang adalah sekitar Rp25 juta. Jumlah peserta umrah Indonesia pada 2015 diperkirakan 700 ribu jamaah. Walhasil, dana total yang dikeluarkan untuk umrah adalah Rp17,5 triliun.

"Jadi, dengan perhitungan minimalis saja, uang yang terserap untuk kegiatan haji dan umrah per-tahun adalah sekitar Rp6,7 triliun plus Rp17,5 triliun, yakni sekitar Rp 24 triliun. Kalau sekarang kita tambahkan lagi angka itu dengan belanja jamaah selama di tanah suci, plus biaya ONH plus dan perjalanan wisata maka tidak berlebihan kalau angka itu melonjak menjadi sekitar Rp30 triliun," papar dia.

Ade menjelaskan, jika dana itu digunakan untuk keperluan kesejahteraan masyarakat Indonesia, banyak hal bisa dilakukan dengan uang Rp30 triliun.

Intinya Ade ingin pemerintahan Presiden Jokowi yang diidolakannya ini mendapat bantuan duit dari rakyat untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat yang digembar-gemborkan Jokowi saat pilpres. Saat pilpres Jokowi digambarkan merakyat, peduli rakyat, peduli wong cilik walau sekarang kenyataanya rakyat makin tercekik.

Tapi, kenapa yang diutak atik ibadah Haji dan Umroh?

Beranikah Ade Armando mengusulkan ide serupa kepada para wisatawan Indonesia yang melancong ke luar negeri?

Berapa jumlah wisatawan Indonesia ke LN dan berapa jumlah dana yang dihabiskan?

Kita lihat datanya:

Tahun 2013, jumlah wisatawan asal Indonesia yang melancong ke mancanegara mencapai 8,7 juta orang, naik 7 persen dibanding pada 2012. Jumlah ini trennya terus meningkat setiap tahun. (TEMPO)

Menurut data TripAdvisor, rata-rata wisatawan Indonesia menghabiskan anggaran wisata sebesar US$ 2.650 pada tahun 2013. Tahun 2014 naik jadi US$ 3.121. (Liputan6)

Jadi jumlah uang = 8,7 juta orang x US$ 2.650 = US$ 23.055.000.000

Ini perkiraan jumlah duit dari wisatawan Indonesia yang ke LN tahun 2013, dan seperti disebutkan tren jumlah orang dan jumlah angaran wisatawan Indonesia ke LN setiap tahun naik.

Kalau asumsi sama dengan tahun 2013 dimana diperkirakan jumlah uang wisatawan Indonesia yang dipakai ke LN adalah total US$ 23.055.000.000 maka secara rupiah saat ini = US$ 23.055.000.000 x Rp 14.000 = Rp 322 Triliun!

Meminjam perkataan Ade: banyak hal bisa dilakukan dengan uang Rp322 triliun.

Jadi mas Ade, daripada sampeyan utak atik dana Haji dan Umroh yang 'hanya' Rp 30 triliun (apalagi ini menyangkut ibadah dan kewajiban dalam syarita Islam), akan lebih efektif Anda serukan para wisatawan agar uang Rp322 triliun itu digunakan untuk membantu pogram Jokowi meningkatkan kesejahteraan rakyat yang saat ini sekarat.

"Apa tidak sebaiknya kita stop orang Indonesia plesiran ke LN, dan uangnya kita gunakan untuk membangun kesejahteraan rakyat?"

Gitu kan mas Ade?

__
NB: Perhitungan jumlah dana wisatawan di artikel ini hanya berdasar data yang kami peroleh dari media (Tempo dan Liputan6). Ini jumlah perkiraan (asumsi tapi berbasis data).



sumber : http://ift.tt/1WTUQTG

No comments:

Post a Comment