Thursday, August 27, 2015

"JOKOWI, KRISIS dan KOMPETENSI" by @erdin034


Bismillah.. assalamu'alaikum.. maaf lama ngilang.. semoga Allah memberkahi kesibukan kita..

1. Jumat berkah, semoga yang sedang gelap diterangi, yang sedang sulit dipermudah, yang berat diringankan, yang sempit dilapangkan.

2. Kali ini, Erdin mau kultwit ttg "Jokowi, Krisis dan Kompetensi" semoga berkah.

3. Suka atau tidak suka. Data-data sektor riil menunjukkan perlambatan pada hampir semua lini. Penjualan mobil dan motor turun.

4. Perdagangan dalam negeri pun melambat. Tmpt cuci mobil, yang boasa 20-30 mobil per hari drop jadi 10 sd 13 per hari. Itu kata mereka.

5. Saya bersangka baik, atas langkah pak Jokowi, mengubah mode SBY yang berbasis konsumsi, menuju mode produksi.

6. Pak Jokowi berniat mempercepat laju pertumbuhan lewat produktifitas bangsa. Infrastruktur digenjot. Saya sangka baik.

7. Niat Pak Jokowi untuk gak mandiri secara APBN juga tergambar dari target pajak yang 1500T. Pemasukannya pengen dari dalam negeri. Pajak.

8. Walau kebijakan ini bertabrakan juga : daya beli masyarakat dicabut, lewat dicabutnya bbrp subsidi. Lalu pajak dari industri dikejar. Nabrak.

9. Sebelum dollar sentuh 14 ribu, kebijakan fiskal pak Jokowi and team mmg berat. Konsumsi bangsa berkurang, industri seret, tapi pajak dikejar

10. Belum selesai terasa perlambatan, atas gonjang ganjing dunia, dollar sentuh 14 rb. Industri mulai keteteran beli bahan baku.

11. Beberapa industri bisa tarik napas sementara, karena masih simpan bahan baku, harga lama, tapi setelah berproduksi, belinya lagi gmn?

12. Semua jadi tegang, dollar 14 ribu. Dollar 16 ribu, 5 bank tutup. Dollar 20 ribu. Kita stop. Katanya begitu. Entahlah.

13. Stock market china dan US juga drop. Blackmonday, blackfriday, black wednesday.. black semua. Bahkan perdagangan di suspend coz jatuh bebas

14. Dalam situasi goncang begini, trust dari bangsa diperlukan. Trust ke pemerintah harus tinggi. Jadi kita tenang. Tetapi, ...

15. Bukannya malah bikin kita jadi trust, hari ini kita melihat Pak Jokowi juga harus bertarung dengan simpul2 kekuasaan disekitarnya. Doakan.

16. Doakan Pak Jokowi kuat. Saya meraba ruang hati Pak Jokowi. Tentu puyeng bukan main. Tarik-menarik kekuasaan terjadi. Kalla - Mega – Paloh

17. Kabinet yang jalan masing2, menteri2 yang punya agenda sendiri2, bahkan bertengkar dengan wapresnya. Moga lekas rekonsiliasi. Biar adem.

18. Semua cerita saya ini adalah pengantar, pengantar pada sebuah kesimpulan : "Memimpin itu butuh kompetensi!"

19. Memimpin bangsa ini bukan soal menang 50%+1. Bukan soal menang pilpres, bukan soal basis massa, basis kader, tapi butuh lebih dari itu.

20. Sorry ya, andai Pak Prabowo yang pegang kendali hari ini. Mungkin lebih baik sedikit, tapi apakah bisa tahan gempuran ekinomi global?

21. Kita ini kan terlanjur "well connected" ke ekonomi global. Terlanjur gak mandiri. Jadi ekonomi global goyang. Kita repot.

22. Beras impor, kedelai impor, lucu juga, inpor ke negara yang luasan "tanahnya" gak ada sepertiga kita. Padahal kita punya lahan besar banget.

23. Bener kata Pak Prabowo, "kalo kita mandiri, krisis global gak berarti" | nah, jalan menuju mandiri itu kan kompleks. Harus kerja panjang.

24. Mandiri beras, mandiri kedelai, mandiri sapi, mandiri pakan ternak ayam. Ini jalan panjang. Kerja antar generasi. Gak bisa kayak sulap. Wuzz

25. Kembali ke kompetensi, disinilah kita harus merenungi sejenak : mampukah kita memimpin babgsa ini ke depannya?

26. Mampukah kita membangun pemerintahan efektif, ditengah warisan struktur birokrasi yang sudah tersirami budaya buruk puluhan tahun?

27. Mampukah kita membangun pemerintahan efektif, ditengah pola bagi-bagi kekuasaan di kementerian, karena tidak ada kekuatan politik dominan?

28. Mampukah kita mengajak "anak bangsa yang kompeten" untuk pulang kampung ke Indonesia? Atau merapat membantu pemerintah?

29. Ini seperti logika nyetir mobil. Untuk bisa membawa mobil sampai tujuan, anda gak cukup punya niat baik. Anda butuh keterampilan mengendara

30. Setidaknya, ada 3 kompetensi yang perlu dibangun : kompetensi individu, kompetensi entitas politik, dan kompetensi sebagai bangsa.

31. Dalam tataran kompetensi individu, kita harus melatih diri untuk memiliki kemampuan memimpin negeri ini. Disegala pos yang ada.

32. Kita sebagai entitas politik (PKS), harus mampu menghadirkan kader yang mengerti energi, mengerti ekonomi mikro dan makro, mengerti militer

33. Sebagai individu, sisa usia kita harus kita wakafkan untuk bersiap membangun kemampuan. Sehingga hadirlah kekuasaan, saat kita LAYAK!

34. Sebagai individu kader, kita harus membangun kekokohan personal, membangun jejaring, mengasah kemampuan setiap waktu. Jangan santai!

35. Yang sedang berkarir di BUMN, serius berkarya, jadi anda layak jadi Dirut nya ntar. Jaga profit BUMN, agar deviden ke negara besar.

36. Yang sedang di jalur private, bangun kompetensi yang benar. Fokuskan diri mengasah kemampuan entrepreneurship. Hadirkan kemandirian bangsa.

37. Coba dari skrg, geser2 konsumsi negeri ini ke produk luar, pelan-pelan beri alternatif. Kita ini, pasta gigi aja 90% marketsharenya luar.

38. Secara entitas politik, kita sebagai partai politik harus punya kemampuan politik yang mumpuni. Dan ini rasanya kita terbaik (PKS).

39. Kita sudah punya sistem suksesi yang elegan, kita punya basis Majelis Syuro yg dipilih scr elektoral (60 orang) dan kompetensi (40 orang)

40. Tinggal pertanyannya, jika kita memimpin, daya resiliensi kita terhadap hantaman sudah sejauh mana? Ini kompetensi politik.

41. Terakhir adalah kompetensi sebagai bangsa. Kita ini negara "kesatuan". Berbagai bangsa yang disatukan.

42. Kemajemukan itu kelemahan di titik tertentu, dan kekuatan di titik tertentu. Kita harus perhatikan ini.

43. Sudahkah kita sebagai bangsa ini kompak? Bekerja menuju arah tertentu, dengan fokus energi yang maksimal. Kalo belum, mana ada resultannya?

44. Kita sebagai bangsa harus kompak. Berhenti berburuk sangka antar elemen. Saya yakin, yang mau negeri ini hebat, bukan PKS saja.

45. Pak Presiden PKS, Bapak MSI, meminta kita untuk saling percaya antar anak bangsa. Ini keren.

46. Sebagai bangsa, kita harus kokoh. Someday kita dikerjain ekonomi global, kita bisa bertahan, karena kita kompak.

47. Kalo kita kompak, kita sebenernya bisa ngerjain "mereka" balik. Kita fokus pada produk2 dalam negeri kita yg bagus. InsyaAllah grow.

48. Di akhir kultwit saya ini, saya juga menyeru terbuka kepada sesama anak bangsa..

49. Saya faham banget, bahwa negeri ini punya anak bangsa yang hebat-hebat. Tapi saya tahu, mereka sedang berputus asa dengan negerinya.

50. Saya faham, mereka lelah dengan negeri ini, mereka milih kerja di luar negeri, hidup teratur dan enak. Mereka sebenernya sedih ninggalin INA

51. Mereka hopeless dengan pemerintahan yang gak fit. Pemerintahan yang gak menghargai mereka. Kompetensi anak negeri ini lari keluar.

52. Mudah2an, suatu saat, hadir pemerintahan yang siap memberi ruang sinergi antar seluruh anak bangsa. Moga2 kompetensi itu kembali pulang.

53. Cukup saya rasa. Terima kasih sudah menyimak.

*dari twitter @erdin034 (Jumat, 28 Agustus 2015)




sumber : http://ift.tt/1NKOjH3

No comments:

Post a Comment