Djoko Santoso Bersama Aktivis di Acara Mahkamah Intelektual, Sabtu (29/8/2015) di Jakarta (Sumber foto : Ariady Achmad/TeropongSenayan) |
Dinilai menebar permusuhan dan merampas kedaulatan rakyat, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pantas dilawan. Sejumlah pensiunan Jenderal minta mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Djoko Santoso memimpin perlawanan ini.
Desakan dan permintaan itu terungkap saat berlangsung acara Mahkamah Intelektual di Jakarta, Sabtu (29/8/2015). Para pensiunan Jenderal itu menilai langkah dan sepak terjang Gubernur Ahok dholim dan mencederai kepentingan rakyat kecil karena melakukan penggusuran dengan kekerasan.
Pada peradilan yang digelar Mahkamah Intelektual itu juga terungkap Gubernur Ahok terkait kasus lahan BMW dan tanah di Jakarta Utara dan kasus tanah RS Sumber Waras sudah menjadi temuan BPK. Dua kasus yang merugikan negara miliaran rupiah.
Selain para mantan pensiunan Jenderal dan Djoko Santoso, hadir pada acara tersebut adalah Prijanto, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Hariman Siregar, Maqdir Ismail, Iwan Piliang, Eggy Sudjana, Bursah Zarnubi, Muchtar Effendi Harahap, Syahganda dsbnya.
"Saya mendukung lahir batin gerakan pak Priyanto dan Mahkamah Intlektual. Koordinasikan dengan baik, agar gerakan ini berhasil dan bermanfaat untuk bangsa dan negara," ujar Djoko Santoso. Dia secara umum setuju gerakan sosial melawan penguasa yang dholim ini terus dilakukan.
Sedang aktivis seperti Eggy dan Bursah mendesak penegak hukum segera menangkap Ahok. Pasalnya, Ahok dinilai sudah terindikasi kuat terlibat dua kasus tanah yang merugikan negara itu. "Bareskrim harus segera menangkap Ahok," ujar Bursah Zarnubi.(ris)
Sumber: teropongsenayan.com
sumber : http://ift.tt/1O2m0li
No comments:
Post a Comment