Kondisi ekonomi Indonesia benar-benar sudah dalam kondisi membahayakan. Salah satu indikasinya, pelemahan nilai rupiah atas dolar AS yang belum juga pulih.
Demikian disampaikan anggota Komisi VII dari Fraksi Golkar, Airlangga Hartato. Menurut Airlangga, persoalan ditambah lagi dengan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan gas elpiji 12 kg. Kenaikan harga di tengah rupiah ini tentu saja memicu inflasi, lebih-lebih daya beli masyarakat juga tak kunjung naik.
Selain itu, ungkap Airlangga, pembangunan infrastruktur pun tersendat. Dan secara umum, pembangunan yang dilakukan oleh rakyat juga melambat. "Indikatornya, saat ini, hingga bulan April, permintaan pada semen menurun. Ini berarti pembangunan juga turun," kata Airlangga di Jakarta, Sabtu (4/4).
Hal yang paling jelas lagi, lanjut Airlangga, adalah penerimaan pajak yang jauh di bawah. Berdasarkan catatan, penerimaan pajak per 24 Maret 2015 baru mencapai Rp 172.06 triliun, atau 13,29 persen dari target Rp 1.294 triliun. (fastnewsindonesia)
sumber : http://ift.tt/1yN2ZuM
No comments:
Post a Comment