Thursday, April 9, 2015

Erdogan: Mursi Harus Dibebaskan Sebagai Syarat Perbaikan Hubungan Ankara-Kairo






Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan Mesir harus membebaskan Presiden Mohamed Mursi dari penjara dan membatalkan hukuman mati terhadap pendukungnya sebelum Ankara dapat mempertimbangkan peningkatan hubungan dengan Kairo.



Hubungan antara dua mantan sekutu ini telah tegang sejak panglima militer Mesir Abdel Fattah al-Sisi menggulingkan Presiden terpilih Mursi dari Ikhwanul Muslimin pada tahun 2013.



Pihak aparat keamanan Mesir kemudian melakukan tindakan represif terhadap gerakan Islam, membunuh ratusan pendukungnya saat protes di Kairo, menangkap ribuan dan menempatkan Mursi dan pemimpin IM lainnya di penjara.



"Mursi adalah presiden yang dipilih oleh 52 persen suara. Mereka harus memberinya kebebasan," ungkap Erdogan kepada wartawan di pesawat kepresidenan saat ia kembali dari kunjungan resmi ke Iran, Selasa (7/4/2015). Seorang pejabat dari kantor Erdogan mengkonfirmasi pernyataan Erdogan ini.



Mursi dan Ikhwanul Muslimin memiliki hubungan dekat dengan AK Party partai yang berkuasa di Turki, yang didiirikan Erdogan dan yang telah mencuatkan Erdogan sebagai salah satu kritikus internasional yang paling tegas dan konsisten menentang penggulingan Mursi, dan menyebutnya sebuah "kudeta militer yang tidak dapat diterima".



Kunjungan Erdogan baru-baru ini ke Arab Saudi, dan dukungannya terhadap operasi militer yang dipimpin Saudi terhadap pemberontak Houthi di Yaman di mana kapal-kapal perang Mesir telah mengambil bagian, telah memicu spekulasi tentang kemungkinan pencairan hubungan antara Ankara dan Kairo.



Namun Erdogan mensyaratkan lebih sebelum itu bisa terjadi, dan menegaskan kritiknya terhadap negara-negara Barat atas sikap Barat yang tidak terlalu vokal terkait sikap rezim kudeta Mesir atas tahanan politik.



"Kedua, apa Barat tidak menentang hukuman mati? Ada 3.000 orang di sana (Mesir) dihukum mati. Ini harus dicabut," kata Erdogan, ketika ditanya apakah ada kemungkinan pemulihan hubungan dengan Kairo.



Sebagaimana diketahui, Pengadilan Mesir telah menjatuhkan hukuman mati atas ratusan pendukung Ikhwanul Muslimin dalam beberapa bulan terakhir, banyak kelompok hak asasi menyatakan sebagai melanggar hukum internasional.



Erdogan juga mengatakan, di Mesir ada sekitar 18.000 tahanan politik dan larangan bagi mereka dalam aktivias partai politik, ini merupakan tindakaan sewenang-wenang, dan harus dihapus.



"Mereka mengatakan 'Turki jangan mengganggu urusan domestik kami'. Kami tidak ikut campur. Namun, jika sesuatu terjadi dalam suatu negara terhadap hak kebebasan, kita harus menentangnya," kata Erdogan.



(Sumber: Reuters)







sumber : http://ift.tt/1PpDdY5

No comments:

Post a Comment