Thursday, September 24, 2015
"MEMAHAMI LATAR BELAKANG TRAGEDI MINA" by Ust @abdullahhaidir1
[UPDATE] Menurut Saudi Civil Defense: Setidaknya 717 jemaah haji meninggal dan 805 terluka karena terinjak-injak saat hendak melakukan pelemparan jumrah di Mina, Kamis, 24 September, pukul 07.00 waktu setempat.
Berikut kultwit dari ustadz Abdullah Haidir, Lc, yang lama tinggal di Saudi:
1. Tampaknya pelaksanaan haji tahun sangat menyedihkan, musibah besar terjadi berulang kali, sngt layak di evaluasi.
2. Setelah jatuhnya crane raksasa di masjidilharam, terbakarnya hotel jamaah haji Indonesia, hari ini terjadi musibah Mina, 150 wafat...
3. Belum ada info detail tragedi Mina kali ini, tapi tgl 10 dan 12 Zulhijjah memang saat yg krusial bagi jamaah haji...Sering terjdi musibah...
4. Mengapa tgl 10 dan 12 sangat krusial bagi jamaah haji? Ini terkait dg pengaturan, mentalitas serta pemahaman jamaah haji itu sendiri...
5. Pada hari ke 10 Zulhijjah , ada 4 manasik penting dlm haji, melontar jumrah aqabah, menyembelih dam, menggundul dan tawaf sai...
6. Nah yg krusial adalah masalah melontar . Ketentuannya dilakukan setelah shubuh, sunah pd waktu Dhuha... tapi bisa dilakukan sore atau malam.
7. Masalahnya, saat itu kondisi fisik jamaah sdh melemah setlah perjlanan melelahkan sjak tgl 8 dr Mina ke Arafah, lalu dr Arafah ke Muzdalifah
8. Semua dilakukan di tengah lautan manusia, lebih dari 2 juta, udara sangat panas dan dlm titik tertentu, sangat padat dan berdesak2an...
9. Yg sering terjadi, sebagian dari jamaah haji, dan itu jumlahnya bisa ratusan ribu, bahkan lbh dr 1 jt, memaksakan jln dr Muzdalifah ke Mina
10. Biasaanya yg spt ini dr bangsa Afrika dn dataran India, serta mrk yg tdk memiliki tenda resmi. Perkiraan saya, korban dr jamaah RI sedikit
11. Meskipun tdk tertutup kkemungkinan ada juga jamaah RI yg jadi korban, tapi sekali lagi insya Allah sedikit dibanding jamaah dr negara lain.
12. Ada 2 type jamaah haji yg pagi2 berjalan kaki dri Muzdalifah ke Mina. Pertama mrk yg ingin laksanakn sunah haji scara strik, kurng fleksibel
13. Sunahnya memang melontar pd hari ke 10 ini pada waktu Dhuha. Nah, banyak yg kejar sunah ini. Biasanya mrk dr daratan Afrik dn India...
14. Type ke 2 mrk yg tdk punya tenda resmi di Mina, biasa disebut haji koboy. Tdk ada pilihan, mrk jalan langsung ke Mina, kadang bawa tas besar
15. Adapun yg punya tenda, biasanya dr Muzdalifah, dpt singgah dulu sambil lihat2 suasana, setidknya mrk bisa istirahat dn kumpulkn stamina.
16. Nah, kedua type ini yg cukup dominan adalah orang2 dari dataran Afrika dan India; Pakistan, India dan Bangladesh, afwan bkn rasial.
17. Ada juga sih dari negara2 lain, termasuk dari Indonesia. Saya juga pernah sekali haji ngoboy... ga punya tenda...
18. Adapun jamaah haji yg resmi, umumnya mereka akan diangkut oleh bis khusus atau kereta ke tenda2 mereka terlebih dahulu...
19. Kembali ke pejalan kaki ini, yg khas juga dari sebagian mereka, adalah fisiknya tinggi besar, cenderung tempramental dn egonya lumayan..
20. Masalhnya lagi, jalan dari Muzalifah yg asalnya lebar dn banyak, mendekati Mina menjadi menyempit, semacam neck botle gitu lah...
21. Menyempit disini bukan berarti sempit banget kaya jalan2 di kita, jalannya sudah lebar, tapi utk menampung jumlh besar, jd terasa sempit..
22. Nah, disinilah yg sangat krusial. Jumlah ratusan ribu2 tiba2 datang spt air bah, jalan menympit, lalu terjadilah desak2an, ada yg panik, dll
23. Tempramen keras dan tidak mau mengalah memperparah keadaan, adakondisi fisik melemah, haus... akhirnya terjadi kepanikan, korban pun jatuh
24. Kadang kejadiannya sulit diperkirakan... jamaah bisa begitu saja datang dlm jumlah besar, sedangkan di waktu lain, normal2 saja.
25. Jadi, musibah kali ini bukan di jamarat, tapi di jalan menuju jamarat. Ini yg mungkin kurang di antisipasi dg maksimal...
26. Sebab yang fokus diperhatikan selama ini adalah jamarat. Karena sekian tahun yg sering terjadi musibah adalah di jamarat....
27. Saat itu jamarat masih dua lantai.... tdk cukup menampung beban jamaah yg sangat besar.. mudah terjadi desak2an, khususnya tgl 10 dan 12 tsb
28. Namun sejak beberapa thn lalu, masalah jamarat relatif teratasi dg sangat baik setelah diperluas dn dibangun menjadi 5 lantai...
29. Sehingga beberapa tahun terakhir ini, tdk kita dengar berita musibah dari jamarat. Info dr beberapa teman, tadipun jamarat normal.
30. Nah rupanya jalan menuju jamarat yg kini menjadi titik krusial. Sebenarnya banyak petugas yg mngarahkan atau mengatur.
31. Cuma itulah, kadang ada sebagian jamaah haji yg sulit diatur. Beberapa tahun lalu, beberapa petugas meninggal krn membendung arus jamaah..
32. Maksudnya untuk mengurangi kepadatan di jamarat... Namun apa daya, bendungannya tak kuat menahan arus jamaah yg menjebolnya. Tumbanglah mrk.
33. Memang berat, kalau sudah berada di pusaran kepadatan, kita tdk dpt berbuat apa2... minimal kita bertahan agar jgn jatuh. Kalau jatuh bahaya
34. Jadi kesimpulannya, musibah ini terjadi di jalan menuju jamarat, karena desak2an dg kondisi spt yg saya sebutkan tadi.
35. Jadi akumulasi kepadatang luar biasa, keletihan, suhu sngt panas, penyempitan jalan,dan sebagian krn memaksakan dn tdk taat aturan...
36. Betapapun ini adalah musibah, kita terima dgn ridha, tapi masalah evaluasi harus dilakukan, jk terbukt ada kelalaian harus dijathi hukuman.
sumber : http://ift.tt/1MrY0YM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment