Musibah asap makin pekat dan menyayat. Novelis terkenal, Tere Liye menumpahkan kegundahannya atas musibah asap yang tak kunjung terselesaikan di negeri ini.
"Setahun lalu rezim ini bilang dengan santai sekali di tanah Riau, bahwa mengatasi asap itu gampang. Hari ini, mereka tidak ada bedanya dengan rezim2 sebelumnya," tulis Tere di page facebooknya (27/9/2015).
"Kalau mau tahu diri, rezim ini minimal minta maaf sama rakyatnya. Bersimpuh meminta maaf ke bayi2 yang menangis, ke balita2 yang sesak nafasnya. Bukan malah nyinyir ke negara tetangga," lanjutnya.
Berikut tulisan Tere Liye di wall facebooknya yang ditulis kemarin (27/9/2015):
Kalian yang masih mati-matian membela pemerintah soal asap ini mudah sekali memahaminya: karena kalian tidak tinggal di kota-kota dengan asap tebal, di kampung-kampung terselimuti asap. Tidak punya anak yang berminggu2 bahkan bulan diliburkan sekolah. Tidak punya kerabat yang sedang hamil. Tidak punya keluarga yang masih bayi dan matanya perih merah. Ada ribuan orang anggota page ini yang bisa memberikan kesaksian betapa menderitanya hidup mereka sejak berbulan-bulan lalu.
Silahkan saja benci page ini gara2 saya menulis tentang asap kebakaran hutan. Bila perlu silahkan juga menulis sumpah serapah tentang Tere Liye demi membela idola kalian. Tapi data dan fakta membuktikan: setahun lalu rezim ini bilang dengan santai sekali di tanah Riau, bahwa mengatasi asap itu gampang. Hari ini, mereka tidak ada bedanya dengan rezim2 sebelumnya.
Setahun kemudian, apa hasilnya? Asap kebakaran hutan terus mengungkung puluhan juta penduduk Indonesia. Kalau mau tahu diri, dek, rezim ini minimal minta maaf sama rakyatnya. Bersimpuh meminta maaf ke bayi2 yang menangis, ke balita2 yang sesak nafasnya. Bukan malah nyinyir ke negara tetangga, menolak bantuan pesawat, apalagi menterinya malah asyik menyetujui kenaikan tunjangan pejabat.
*Tere Liye
sumber : http://ift.tt/1RaZrge
No comments:
Post a Comment