Tol Laut dan Poros Maritim berpotensi menjadi ancaman bagi kedaulatan maritim dan industri maritim nasional.
Hal tersebut terjadi jika pemerintahan Jokowi-JK mengisi pos Menteri Perhubungan dengan sosok yang lebih mementingkan kepentingan asing dibandingkan nasional.
"Tol laut dan poros maritim bisa mengancam kedaulatan maritim dan industri maritim nasional bila menteri maritim atau perhubungan mendatang lebih condong dan pro kepada kepentingan ke asing," jelas Wakil Ketua Komite Tetap Penyedia dan Pelaku Logistik Kadin Indonesia Zaldi Masita, di Jakarta, Senin, 6 Oktober 2014.
Menurut Zaldi, implementasi Tol Laut atau Poros Maritim harus berakar pada kekuatan nasional dan memprioritaskan industri domestik dibandingkan asing. Sebab, esensi dari keduanya mewujudkan perekonomian maritim nasional yang berdaulat bagi masyarakat.
Zaldi mencontohkan saat ini, dua terminal tersibuk di Indonesia, Tanjung Priok dan Tanjung Perak sudah dikelola oleh asing. Bahkan konsesi bagi perusahaan asing tersebut diperpanjang oleh operator pelabuhan yang juga mengantongi konsesi, meskipun hak memperpanjang konsesi ada di tangan otoritas pelabuhan. Tak hanya itu, Terminal Petikemas Kalibaru juga akan dikelola oleh perusahaan luar negeri.
"Ini situasi yang cukup memprihatinkan dan pemerintahan baru. Ke depan harus bisa menghentikan praktek liberalisasi seperti itu dengan cara memperkuat peran masyarakat pengusaha nasional," terang Zaldi
Di sisi lain, Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) ini juga menyoroti operator pelabuhan BUMN yang berenca meninjau ulang asas sabotase. Padahal kebijakan ini telah susah payah diperjuangkan oleh indonesia sejak dulu dalam rangka mewujudkan kedaulatan negara dan ekonomi.
"Ini salah satu contoh bagaimana opini dibangun untuk memperlemah kedaulatan negara demi kepentingan asing," papar Zaldi
.
"Jika salah menempatkan sosok yang pas, maka tol laut atau poros maritim akan merusak kedaulatan negara,"tutup Zaldi. (fs)
Berita terkait:
Wow! Tol Laut Impian Jokowi Telan Biaya 2000 T!
sumber : http://ift.tt/1vIRSnQ
No comments:
Post a Comment