Masuknya nama Darwin Silalahi sebagai kandidat menteri ESDM memunculkan polemik. Jika benar Jokowi menunjuk dia sebagai menteri, maka berpotensi menjadi blunder politik.
"Nama Darwin Silalahi digadang-gadang akan menduduki jabatan menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan memunculkan indeks negatif termasuk dari rakyat yang mendukung Jokowi," ujar pengamat Kebijakan Publik dan Politik Ubaydillah Badrun, Senin, 15 September 2014.
Menurutnya, tindakan Jokowi memasukkan nama Darwin akan menjadi bentuk nyata pengkhianatan Jokowi kepada rakyat.
Rakyat pun akan semakin tak percaya terhadap itikad baik Jokowi untuk memberantas mafia migas yang telah menggerogoti ratusan triliun uang negara apabila mereka masih berada di lingkaran pemerintahan Jokowi-JK.
"Darwin adalah bagian multi national corporation Shell, rantai kartel mafia migas asing. Ini menunjukan bahwa Jokowi dikendalikan oleh mafia asing di sektor migas. Pemilihan Darwin Silalahi sebagai menteri ESDM adalah hal yang buruk. Akan menimbulkan blunder politik dan berbahaya bagi reputasi Jokowi yang diusung partai nasionalis, PDI P," tegasnya.
Sebelumnya, pengamat geopolitik ekonomi Hendrajit mengomentari masuknya nama CEO Shell Indonesia Darwin Silalahi sebagai kandidat Menteri Energi Sumber Daya Mineral. Dia hanya berharap Jokowi cerdas dalam menunjuk orang sebagai menteri.
"Apakah Jokowi-JK serius, lihat postur kabinet. Ada nama Darwin Silalahi. Ada kaderisasi sesuai desain jadi menteri, jadi orang penting di BUMN," katanya.
Hendrajit mengatakan, Jokowi harus kuat dalam membangun kabinet. Dengan begitu, intervensi baik dari eksternal maupun pihak asing tak masuk dan melahirkan mafia migas.
Darwin Silalahi saat ini bekerja sebagai Country Chairman Shell Company in Indonesia dan juga Presiden Direktur PT Shell Indonesia. Darwin adalah orang Indonesia pertama yang mengemban posisi ini sejak mulai bekerja di Shell tahun 2007.
Sebelum menjabat sebagai CEO di PT Shell Indonesia, Darwin Silalahi selama tujuh tahun menjabat Country CEO Booz Allen Hamilton Indonesia, salah satu perusahaan konsultan manajemen strategik ternama dunia.
Pada 1985, dia mengawali karirnya di BP (British Petroleum) selama hampir 10 tahun. Dia pernah ditempatkan di Aberdeen (Belgia), London (Inggris), dan Texas (Amerika Serikat), sebelum akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan PT Dharmala Inti Utama (DIU) sebagai asisten CEO pada 1994.
Langkah tersebut memperkenalkan Darwin Silalahi dengan dunia manajemen strategik dan membawanya ke Bakrie & Brothers sebagai Direktur Perencanaan dan Pengembangan Perusahaan.
Pada pertengahan 1998, Darwin Silalahi memulai karir pegawai negeri sebagai Plt Direktur Usaha di Kementerian BUMN dengan portofolio BUMN sektor perhubungan, telekomunikasi, dan energi. (fs)
sumber : http://ift.tt/1BFWk8m
No comments:
Post a Comment