Ketika bertemu Forum Pemimpin Redaksi (pemred) pertengahan April 2014, Jokowi membuat decak kagum. Peserta berdiri dan bertepuk. Meriah...
Jokowi mengeluarkan pernyataan yang menghebohkan dan tidak lazim dalam dunia politik Indonesia: bahwa cawapresnya orang profesional (bukan orang partai) dan kabinetnya zaken alias kabinet kerja (bukan kabinet bagi-bagi).
“Semua parpol saya ajak kerjasama. Tapi kerjasama ini bukan bagi-bagi kursi. Saya ajak untuk bersama-sama. Kalau semua parpol mau, ya ayo, tapi kalau hanya satu parpol yang mau, ya tidak apa-apa. Sudah cukup,” ujar Jokowi dalam pertemuan dengan Forum Pemred di Restoran Horapa, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (15/4/2014) malam.
Karena sudah tekadnya, Jokowi akan terus konsisten merealisasikan bekerja sama dengan parpol-parpol tanpa bagi-bagi kursi. Dengan kerjasama model ini, Jokowi berharap bisa membentuk kabinet kerja, bukan kabinet politik.
Karena itu, Jokowi selalu menekankan "koalisi tanpa syarat". Bukan berpolitik dagang sapi. Ingatlah itu!
Nah, setelah menjadi presiden terpilih, Jokowi mengumumkan format kabinetnya. Semua kita pun mengetahui komposisinya.
Sambil cengar cengir Jokowi mengumumkan 34 kementerian (18 orang profesional, 16 orang partai).
Berbeda sekali saat dulu Jokowi bicara di hadapan Forum Pemred.
Dan kini, pemred-pemred geleng-geleng kepala: dia berpolitik dagang sapi.
Begitulah politik cengar-cengir ala Jokowi.
Ketipu? salah sendiri yang mau ditipu.
sumber : http://ift.tt/1qaL6QK
No comments:
Post a Comment