Wednesday, June 24, 2015

Raja Salman dan Rintangan Perjuangan


By: Nandang Burhanudin

Saya yang termasuk keras dalam mengkritisi kebijakan mendiang Raja Abdullah saat berkuasa. Raja Abdullah jelas menjadi pelindung diktator Timur Tengah, seiring perintah AS dan sekutunya.

Raja Salman kini harus menuai akibat dari seluruh kebijakan negasi pendahulunya itu. Wikileaks, membuka kawat diplomatik kedutaan besar Saudi Arabia di seluruh dunia. Tidak tanggung-tanggung, jumlahnya mencapai 600.000 faks, email, telegram, surat rahasia. Kini yang baru dibuka baru 10% nya.

Bagi saya, masalahnya adalah: mengapa Wikileaks baru membuka seluruh kawat rahasia sekarang? Saya meyakini, Julian Assange tidak lagi memiliki independensi. Posisi Saudi Arabia di bawah kepemimpinan Raja Salman yang saat ini maju kena mundur kena. Terutama dalam pembelaannya terhadap perjuangan HAMAS vs Israel di Palestina, Ikhwanul Muslimin vs As-Sisi di Mesir, Front Pembebasan Syam vs Assad, revolusi Yaman vs Abdullah Shalih, atau Sunni vs Syiah di Irak.

Raja Salman yang berusaha mengembalikan potensi energi untuk kesejahteraan rakyat Saudi, bangsa Arab dan umat Islam. Kini dihadapkan pada fakta, bahwa yang direstui AS dan sekutunya adalah: penguasa diktator yang semena-mena terhadap rakyatnya, namun tunduk patuh pada kepentingan penjajah. Semisal dulu Mubarak di Mesir, Ben Ali di Tunisia, Kaddafi di Libya, Basyar Assad di Syiria, As-Sisi di Mesir, Shalih di Yaman.

Sebaliknya saat penguasa-penguasa Arab mulai bangkit, mensejahterakan rakyatnya, nasibnya akan seperti Presiden Irak yang digulingkan Saddam Husain, Presiden Najib yang digulingkan Sadat di Mesir, atau Raja Faishal di Saudi.

Namun Raja Salman menegaskan, "Dalam keyakinanku. Siapapun tidak akan sukses menghancurkan kita, kecuali saat mereka mampu mengeluarkan dan menjauhkan kita dari agama dan akhidah kita. Oleh karena itu, kita semua wajib berpegangteguh kepada agama dan akidah."




sumber : http://ift.tt/1IdxUZm

No comments:

Post a Comment