Foto: wikipedia |
pkssumut.or.id, Pekerjaan konstruksi jalan tol Medan-Kuala Namu-Tebing Tinggi dimulai setelah Menteri Pekerjaan Umum (Men PU) Djoko Kirmanto melakukan peletakan batu pertama tanda dimulainya pekerjaan, di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Selasa (23/9/2014).
Djoko menjelaskan, jalan Tol Medan--Kuala Namu--Tebing Tinggi merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera dan mempunyai peranan penting dalam melayani pergerakan manusia, barang dan jasa dari Bandara Kualanamu, sekaligus sebagai pendorong pertumbuhan perekonomian di Pulau Sumatera, khususnya di Provinsi Sumatera Utara.
"Jalan Tol ini juga merupakan salah satu infrastruktur Pekerjaaan Umum untuk mendukung program MP3EI melalui peningkatan kapasitas jaringan jalan di Pulau Sumatera sebagai bagian dari Koridor Ekonomi Sumatera," ucap Djoko.
Jalan Tol Medan--Kuala Namu--Tebing Tinggi dengan total panjang 61,80 km terbagi dalam 2 (dua) seksi, yaitu: Seksi I (Medan--Perbarakan--Kuala Namu) sepanjang 17,80 km dan Seksi II (Perbarakan--Tebing Tinggi) sepanjang 44 km.
Sedangkan konstruksinya direncanakan 2x2 lajur pada tahap awal dan 2x3 lajur pada tahap akhir dengan kecepatan rencana 100 km/jam.
Menteri PU menambahkan, pembangunan jalan tol ini layak secara ekonomi, namun kurang layak secara finansial, sehingga diperlukan dukungan pemerintah agar layak secara finansial.
Dukungan Pemerintah tersebut diberikan dalam bentuk pengadaan tanah untuk seluruh ruas jalan tol dan konstruksi pada Seksi I (Medan--Perbarakan--Kualanamu).
Menteri melanjutkan, pengusahaan Jalan Tol Medan--Kuala Namu--Tebing Tinggi akan dilaksanakan oleh Konsorsium BUMN PT Jasa Marga (persero) Tbk, PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, dan PT Hutama Karya (Persero) Tbk sebagai pemenang lelang pada 4 September 2014.
Konsorsium ini akan segera menandatangani Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) dengan masa konsesi 40 tahun dengan lingkup pekerjaan Pembangunan Jalan Tol Seksi II (Perbarakan--Tebing Tinggi) dan pengoperasian dan pemeliharaan untuk seksi I dan II selama masa konsesi.
"Pembangunan seksi II membutuhkan biaya investasi sebesar Rp5,6 triliun, biaya investasi tersebut akan dipenuhi melalui ekuiti dari Badan Usaha Jalan Tol dan pinjaman dari lembaga keuangan," tutur Djoko.
Djoko menyebut, sampai saat ini, pengadaan tanah untuk seksi I telah mencapai 81,32 persen dan seksi II 81,40 persen dan diharapkan pengadaan tanah akan dapat diselesaikan keseluruhan pada 2015.
"Sejalan dengan hal tersebut, saat ini pembangunan seksi I telah dilaksanakan oleh pemerintah dengan kemajuan sebesar 13,5 persen dan diharapkan selesai pada 2016. Sedangkan pembangunan seksi II diharapkan akan selesai pada 2017," tambah Djoko. [antara]
sumber : http://ift.tt/1vc7kq8
No comments:
Post a Comment